KALURAHAN SERUT SEBAGAI DESA MANDIRI ENERGI, HASIL KOLABORASI MAHASISWA DAN DOSEN FAST
Listrik dan energi menjadi komponen yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, sehingga secara tidak langsung menjadi komponen pembangun dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Percepatan pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang cepat, menjadi faktor yang menyebabkan kebutuhan energi semakin tinggi, sehingga diperlukannya adanya penyediaan layanan energi yang memadai dari segi teknis maupun ekonomi. Hal inilah yang melatar belakangi tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dosen FAST mengembangkan desa mandiri energi.
Tim yang diketuai oleh Ibu Umi Salamah, S.Si., M.Si, (Dosen Prodi Fisika) dan beranggotakan Ibu Qonitatul Hidayah, S.Si., M.Sc.(Sekretaris Prodi Fisika) dan Ibu Sri Handayaningsih, S.T., M.T. (Kaprodi Sistem Informasi),, melakukan pengabdian kepada masyarakat di Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Kab. Gunung Kidul, yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Klaten. Adapun dalam pelaksanaanya tim ini dibantu oleh beberapa mahasiswa, yaitu Dhita Pratama Putra (Fisika 2020), Amelia (Fisika 2020), dan Izul Haq (Fisika 2020). Adapun keikutsertaan mahasiswa disini sebagai rekognisi Program MBKM Pembangunan Desa Mandiri Energi.
Dipilihnya Kalurahan Serut, karena merupakan wilayah perbatasan, yang secara akses teknologi dan informasi dari ibu kota kabupaten jauh, dengan kondisi masyarakat yang belum mengenal teknologi, meski secara karakter masyarakat yang memiliki sikap sosial dan etos kerja yang tinggi. Pengabdian ini berangkat dari permasalahan yang ada di sana.
“Saat itu permasalahan sudah muncul di Kalurahan Serut, kala itu mereka tidak memiliki sumber air, namun saat ada air biaya pulsa listrik besar. Ternyata masalah di mitra inline dengan keilmuan di Fisika, sehingga kami menginisiasi pendirian PLTS”, tutur Ibu Umi Salamah, S.Si., M.Si, saat kami wawancara kala itu.
Dalam kegiatannya tim ini melakukan instalasi PLTS sebanyak dua kali, pertama pada tahun 2021 pada Program Produk Teknologi yang Diseminasikan ke Masyarakat (PTDM) melalui pendanaan BRIN. Kala itu PLTS berhasil di instal di lapangan Balai Desa Serut dan masih bekerja hingga sekarang sebesar 5000 wp, yang awalnya setiap warga menghabiskan Rp 600.000,00 untuk token listrik menjadi 0% tanpa token listrik. Berangkat dari keberhasilan ini, tim melanjutkan mendirikan kembali PLTS di dekat Sendang Banyu Urip. yang terletak tidak jauh dari Balai Desa Serut dengan tujuan supaya pompa air di sendang dapat terus memompa air yang akan didistribusikan ke masyarakat tanpa perlu menggunakan listrik PLN, yang menghabiskan dana Rp 3.000.000,00 setiap bulannya.
Ternyata tidak hanya program instalasi PLTS saja, kolaborasi dosen FAST ini juga pernah melakukan pengabdian serupa sebelumnya, pada tahun 2021 yang terdiri atas Bapak Apik Rusdiarna, S.Si., M.T., Ibu Qonitatul Hidayah, S.Si., M.Sc., Bapak Damar Yoga Kusuma, Ph.D. , dan Ibu Umi Salamah, S.Si., M.Sc., ini menawarkan berbagai program seperti mitigasi covid-19, pengenalan dispenser hand sanitizer, dan pengenalan internet of things. Dilanjutkan dengan program pada tahun 2022 berupa program filtrasi air di Kalurahan Serut.
Turut serta peran mahasiswa sangat penting dalam kegiatan ini, terlebih saat ini kegiatan serupa masuk ke dalam rekognisi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Ibu Umi Salamah, S.Si., M.Si. juga menyampaikan bahwa, “Sejak tahun 2021, mahasiswa selalu kami libatkan. Rekognisi kegiatan ini bisa konversi ke mata kuliah. Namun untuk tahun ini, rekognisi berupa SKPI sertifikat pendamping ijazah”.
Kami juga berkesempatan mewawancarai mahasiswa yang turut serta dalam kegiatan ini, yaitu Amelia (Fisika 2020). Ia menyampaikan dengan mengikuti kegiatan seperti ini mahasiswa dapat mempraktekkan secara langsung materi yang diperoleh di bangku perkuliahan. Ia berharap bisa mengikuti kegiatan serupa kembali, serta siap berkolaborasi dengan dosen di berbagai kegiatan pengabdian masyarakat lainnya.
Diharapkan kedepannya Kalurahan Serut bisa menjadi desa mandiri energi dan energi dapat mengcover semua kebutuhan masyarakat, serta bisa menjadi pusat pembelajaran mahasiswa, bahwa pembangunan desa itu tidak homogen seperti permasalahan di kampus saja. (DPP-Reporter Creative FAST)