IMM FAST UAD Dirikan Kampung Jamu Mataram di Kalurahan Pleret
Sebagai upaya melestarikan tanaman obat Jawa, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (IMM FAST) Universitas Ahmad Dahlan mendirikan sebuah kompleks tanaman obat bernama Kampung Jamu Mataram di Kalurahan Pleret, Bantul. Pembangunan kompleks ini berdasarkan ide program yang berjudul “Kampung Jamu Mataram: Pusat Konservasi dan Augmented Edugames Tanaman Obat Jawa di Kalurahan Pleret”.
Lolos dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), program pengabdian masyarakat ini memperoleh hibah dana sebesar 35,5 juta rupiah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdibudristek). Selain itu, UAD juga memberikan tambahan dana sebesar 12,5 juta rupiah di tahun awal pelaksanaan. Program ini direncanakan berjalan mulai Juli-November 2022 sebagai tahap pertama. Kemudian, akan dilakukan evaluasi dan program lanjutan hingga tahun 2024.
Widi Pinastika Istirofah (ketua tim PPKO IMM FAST) menyampaikan ada tiga program utama yang diusung yaitu Konservasi Tanaman Obat Jawa, Augmented Edugames Tanaman Obat Jawa, dan Kafe Jamu. Tim akan melakukan pembudidayaan tanaman obat seperti cengkeh, kunyit putih, kunyit kuning, jahe putih serta tanaman obat langka lainnya. Dari tanaman-tanaman obat tersebut akan diolah menjadi jamu di Kafe Jamu. “Untuk sementara produk yang dihasilkan baru jamu, tetapi rencana ke depan ingin dibuat kreasi minuman lainnya dari tanaman obat juga yang terstandarisasi dan telah teruji khasiat serta manfaatnya.” jelas Widi saat ditemui langsung dalam acara Penerjunan PPK Ormawa IMM FAST (16-7-2022) di Kantor Kalurahan Pleret.
Program kerja berikutnya yaitu augmented edugames yang merupakan permainan edukasi tanaman obat berbasis digital. Konsep permainan ini seperti game Pokemon Go dengan lokasi permainan di dalam sebuah labirin. Taufik Kamal, S.Kom., M.CS. selaku Lurah Pleret menuturkan harapannya terhadap program Kampung Jamu Mataram ini bisa menumbuhkan produk unggulan yaitu jamu yang sudah menjadi tradisi masyarakat sejak masa Raja Sultan Agung. “Juga dikaitkan dengan misi kami yaitu desa digital sehingga ada sisi teknologinya yaitu augmented reality tadi. Harapan saya produk ini akan mencuat dan menjadi khasnya Pleret.” tambah Taufik. (AHQ)