Tim PKM RE UAD Menggali Potensi Kandungan Ekoenzim Kulit Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw) dalam Terapi Luka Bakar
Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Eksata (RE) dari Universitas Ahmad Dahlan ini memulai riset dengan bantuan dana dari Kemendikbuddiktiristek. Tim ini beranggotakan 5 orang dengan diketuai oleh Kinasti Dwi Lestari, dan beranggotakan yaitu Aisyah Aulia Nugraha, Rara Asti Azizah, Vibula Rosa Arumbina, dan Umu Kamilah, yang merupakan mahasiswa dari Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan. Tim Ekonezim Kulit Salak Pondoh melakukan riset dengan pendampingan dari Haris Setiawan, S.Pd., M.Sc.
Ekoenzim merupakan larutan hasil fermentasi yang berasal dari sampah organik seperti sayuran dan buah-buahan dengan campuran gula dan air. Ekonezim yang dibuat dalam riset ini yaitu dengan pencampuran dari kulit salak pondoh (Salacca edulis Reinw). Senyawa flavonoid yang terkandung pada ekoenzim kulit salak pondoh dapat digunakan sebagai agen penyembuhan luka, karena adanya aktivitas farmakologis antioksidan berupa flavonol dan prosianidin yang merupakan 90% dari total aktivitas. Kulit salak pondoh (Salacca edulis Reinw) diketahui memiliki kadar flavonoid total yaitu sebesar 0,295 ±0,00033 µgQE/ µl.
Berdasarkan penelitian Girsang et.al., (2019), penyembuhan luka membutuhkan proses yang sangat kompleks, kandungan senyawa flavonoid dalam buah salak diketahui memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang mampu menetralisir radikal bebas, sehingga dapat memperbaiki kerusakan sel pada kulit (Arifah et al., 2017).
“Sejauh ini riset mengenai ekoenzim sebagai obat luka bakar masih terbilang jarang, terlebih lagi yang digunakan campuran pada ekoenzim adalah kulit salak pondoh.” Ujar Haris Setiawan selaku dosen pembimbing.
Tim PKM Ekoenzim ini akhirnya memanfaatkan peluang yang ada untuk melanjutkan riset ini dengan menggunakan bahan alami yaitu kulit buah salak pondoh yang tim ini dapatkan dari daerah Sleman, Yogyakarta untuk dimanfaatkan kandungan flavonoidnya sebagai terapi luka bakar.
Proses penyembuhan luka bakar dibagi menjadi fase inflamasi, proliferasi, dan maturase. Penyembuhan luka bakar dapat dengan memberikan obat yang mempunyai kemampuan merangsang lebih cepat pertumbuhan sel-sel baru pada kulit. Salah satu bahan herbal yang dapat menunjang proses penyembuhan luka yaitu kulit salak pondoh, melalui mekanisme penghambatan inflamasi, menstimulasi pembentukan pembuluh darah baru, dan mengurangi stress oksidatif pada luka bakar.
“Tim PKM kami berharap setelah dilakukannya riset ini, banyak orang mengerti jika kulit salak pondoh yang biasa dianggap sebagai limbah, ternyata dapat memberikan efektivitas dalam penyembuhan luka, terutama pada luka bakar”. Ucap Kinasti Dwi Lestari, selaku ketua Tim.